Politik Hukum

keadilan sosial

Tell your story

Like flowers that bloom in unexpected places, every story unfolds with beauty and resilience, revealing hidden wonders.

Tentang Museum Asi Mbojo

Museum Asi Mbojo terletak di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Kata “Asi” berarti istana, sementara “Mbojo” adalah nama lain dari Bima. Jadi, Asi Mbojo berarti Istana Bima.
Bangunan ini awalnya merupakan istana Kesultanan Bima yang dibangun pada tahun 1927 pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Salahuddin, sultan ke-14 Kesultanan Bima. Istana ini difungsikan sebagai pusat pemerintahan, kediaman sultan, sekaligus tempat penyelenggaraan upacara adat.
Setelah masa kesultanan berakhir dan sistem pemerintahan modern diberlakukan, istana ini dialihfungsikan menjadi Museum Daerah Bima pada tahun 1989. Tujuannya adalah untuk melestarikan sejarah, adat, dan budaya masyarakat Bima.
Hingga kini, Museum Asi Mbojo menyimpan berbagai koleksi bersejarah, di antaranya:
Benda-benda peninggalan Kesultanan Bima (mahkota, keris, pakaian adat kerajaan).
Manuskrip kuno berupa naskah Arab-Melayu dan lontar.
Koleksi etnografi yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bima tempo dulu.
Dokumen sejarah perjuangan rakyat Bima melawan penjajahan.
Museum ini bukan hanya simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga menjadi sarana pendidikan budaya bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda, agar tetap mengenal akar sejarahnya.

Re-post Travelinyunk, 21/08/2025

About Us

Sejarah Singkat Bendungan Pelaparado

Perencanaan dan Pembangunan
Pembangunan bendungan dimulai 18 Februari 1999 dan selesai pada 18 Desember 2004, memakan waktu sekitar 70 bulan.
Pusat Utama. Konstruksi proyek didukung oleh PT Hutama Karya (bagian bendungan) dan PT Waskita Karya (proyek irigasi), dengan konsultasi dari firma Jepang Nippon Koei. Anggaran sekitar Rp 155 miliar, berasal dari pinjaman Pemerintah Jepang dan APBN untuk pembebasan lahan.
Spesifikasi Teknis
Bendungan berbentuk urugan batu zonal dengan inti tegak, memiliki kapasitas tampung sekitar 15 hingga 18 juta m³, tergantung sumber dan referensi. Luas genangan mencapai 104 ha, dengan daerah tangkapan air seluas sekitar 85 km². Panjang struktur bendungan diperkirakan 320 m, dengan elevasi dasar sungai sekitar 94 m.
Peresmian
Meskipun pembangunan selesai pada 2004, bendungan ini baru diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar 2006.
Fungsi dan Manfaat
Irigasi: Mengairi lahan seluas 3.895 ha (beberapa sumber menyebut sekitar 2.455 ha lebih terinci); meliputi daerah-daerah seperti Pela, Cempaka, Parado, dan Kalate.
Penyedia air baku: Memasok air bersih hingga 50 liter per detik, melayani komunitas di Kecamatan Monta, Woha, dan Belo—hingga sekitar 200.000 penduduk.
Pengendalian banjir: Mampu mereduksi debit banjir hingga 624–961 m³/detik. Tenaga listrik mikrohidro (PLTMH): Menghasilkan energi sebesar 250 KVA, digunakan untuk operasional bendungan dan penerangan lokal, dengan potensi memanfaatkan kelebihan untuk desa sekitar.
Pariwisata dan perikanan: Dilengkapi fungsi sebagai destinasi wisata alam, mancing, dan budidaya ikan air tawar. Saat peresmian, puluhan ribu bibit ikan nila dan jenis lainnya dilepas di bendungan oleh Presiden SBY dan pejabat daerah.
Romantika Bima. Mengairi tambak: Menyediakan air untuk tambak di Teluk Lewamori seluas 350 ha.

Frequently Asked Questions

What is The Stories Book about?

This exquisite compilation showcases a diverse array of photographs that capture the essence of different eras and cultures, reflecting the unique styles and perspectives of each artist.

How much does The Stories Book cost?

This exquisite compilation showcases a diverse array of photographs that capture the essence of different eras and cultures, reflecting the unique styles and perspectives of each artist.

When will The Stories Book be released?

This exquisite compilation showcases a diverse array of photographs that capture the essence of different eras and cultures, reflecting the unique styles and perspectives of each artist.

Are signed copies available?

This exquisite compilation showcases a diverse array of photographs that capture the essence of different eras and cultures, reflecting the unique styles and perspectives of each artist.